Perencanaan
Kabupaten Selinsing
Oleh
: *Novrizal
Perkembangan
wilayah pada suatu daerah tidak bisa dupungkiri lagi, adanya aspirasi
masyarakat yang patut ditampung dan direalisasikan. Seperti hal;nya
yang berkembang sekarang ini. Yaitu ada beberapa daerah yang
menginginkan suatu
kabupaten yang otonom, seperti contoh Kabupaten Selinsing. Wilayah ini
terdiri dari Kecamatan Senayang, Kecamatan Lingga dan kecamatan
Singkep yang terletak di wilayah Kabupaten Kepulauan Riau. Masing –
masing daerah tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk itu
perlu dilakukan suatu analisis perencanaan guna mendukung terciptanya
suatu kabupaten yang otonom yang dinginjkan oleh masyarakat. Adapaun
analisis yang dipakai adalah sebagai berikut :
1.
Macro Screening/ Analisis Sepintas
Analisis
ini dilakukan untuk melihat secara garis besar ketiga daerah tersebut.
Dengan melihat bahwa masing – masing daerah masing kosong dan belum
melakukan survey, baik itu survey primer maupun survey sekunder.
Kecamatan Singkep yang terletak paling selatan dari daerah tersebut,
sedangkan Kecamatan Lingga terletak ditengah – tengah atau antara
kecamatan Singkep dan Kecamatan Senayang. Untuk itu dari ketiga
kecamatan tersebut lebih baik dibahas secara satu persatu.
a.
kecamatan Singkep
Singkep
yang dahulu dikenal dengan daerah yang mempunyai sumber daya alam yang
sangat banyak terutama timah. Dan sekarang ini SDA tersebut tidak
memjanjikan lagi Singkep untuk lebih berkembang dan pada masa sekarang
Singkep termasuk daerah yang Download Transtiotional Area yang
dicirikan dengan pembangunan yang menurun dan banyaknya orang yang
keluar daerah tersebut atau migran ketempat lain. Untuk saat sekarang
ini daerah singkep tidak dapat diandalkan lagi atau dengan kata lain
tidak ada dasar yang menunjang untuk daerah ini lebih berkembang.
Adapun sesuatu yang harus dilakukan supaya Singkep lebih berkembang
adalah dengan menekankan pada sektor perekonomian.
b.
Kecamatan Lingga
Lingga
secara geografis mempunyai letak yang strategis antara Singkep dan
Senayang mempunyai potensi yang cukup besar. Tetapi Lingga ini dikenal
dahulu sebagai tempat kerajaan melayu. Hal ini ditunjang juga dengan
adanya peninggalan 0- peninggalan kerajaan melayu di daerah tersebut.
Benda – benda tersebut merupakan benda cagar budaya yang patut
dilindungi dan diautakan dengan undang – undang tentang cagar
budaya. Oleh sebab itu Kemcantan Lingga harus dipertahankan dan jangan
sampai benda – benda cagar budaya terswebut hilang atau musnah
karena adanya pemgembangan wilayah pada daerah tersebut.
c.
Kecamatan Senayang
Sektor
perikanan mendominasi pada daerah ini, dan rata – rata penduduk yang
mendiami daerah ini adalah mereka yang bermata-pencaharian sebagai
nelayan. Oleh sebab itu daerah ini perlu dikembangkan dengan
menitik-beratkan pada sector perikanan.
Dari
analisis pertama yang kita lakukan yaitu analisis Macro Screening maka
selanjutnya analisis SWOT.
2.
SWOT ( Strenght, Weakness, opportunity, threat)
Analisis
ini lazim atau banyak dilakukan dalam ilmu perencanaan. SWOT yang
dalama bahasa Indonesia berarti kekuatan, kelemahan, peluan dan
ancaman.Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal sedangkan
peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal. Faktor kekuatan dan
peluang bersifat positf
dengan maksuda dpat mencapai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat
dan meningkatkan pendapatannya. Sedangkan faktor kelemahan dan ancaman
dapat berupa masalah. Untuk lebih jelasnya dapat dibahas sebagai
berikut :
Wilayah |
Strenght |
Weakness |
Opportunity |
Threat |
Kec.
Singkep |
Infra
strukur tersedia
Sarana
& Prasarana lengkap
Merupakan
ibukota kewedan Lingga
|
Habisnya
SDA
Letak
kurang strategis
|
Bisa
dijadikan pusat perekonomian
Sebagai
pusat pemerintahan
|
Rawan
terhadap penentuan batas wilayah, karena letaknya berbatas
langsung dengan propinsi Jambi dan hal ini juga merupakan
perdebatan dalam OTDA |
Kec
Lingga |
Banyak
peninggalan kerajaan
Dahulu
sebagai kerajaan
melayu
|
Sarana
& prasarana tidak lengkap
Infrastruktur
belum tersedia
|
dijadikan
sebagai wisata cagar budaya
Kampung
tradisional melayu
|
Hilangnya
benda – benda peninggalan kerajaan Melayu
Hilangnya
nuasa tradisional melayu
|
Kec
Senayang |
Kaya
akan sumber daya kelautan terutama ikan, terumbu karang |
Sarana
& prasaran tidak lengkap
Infrastrukutr
belum tersedia
Masih
bersifat tradisonal dalam mengelola sumber daya kelautan
|
Memasukkan
introduksi teknologi perikana
|
Adanya
pemgabilan Sumber Daya kelautan yang tidak wajar, bisa dengan
menggukan bom atau pukat harimau |
3.
Micro Screening
Analisis
yang terakhir ini untuk menentukan dari ketiga daerah sector apa yang
cocok dikembangkan pada daerah tersebut.
a.
Kecamatan Singkep
Daerah
ini tidak mempunyai dasar atau modal untuk mengembangkan wilayahnya
tetapi mempunyai potensi untuk untuk dikembangkan sebagai pusat
perekonomian dari daerah lain yang diatas, disamping itu juga daerah
ini lebih dulu berkembang dan mempunyai sarana dan prasaran yang
lengkap maka daerah ini lebiha baik direncanakan sebagai pusat
perekonomian dan pusar pemerintah di Kabupaten Selinsing.
b.
Kecamatan Lingga
Daerah
ini lebih baik baik dikembangkan pada sector pariwisata karena
mempunyai dasar untuk lebih dikembangkan dan ditunjunag dengan adanya
benda – benda peninggalan kerajaan melayu dan masih bersifat atau
masih bernuasa tradisonal melayu. Yang perlu dikembangkan daerah ini
adlah sarana dan prasarana pendukung untuk mewujudkan daerah ini
sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Selinsing dan pada umumnya
wilayah Kepulauan Riau
c.
Kecamatan Senayang
Dikembangkan
pada sector perikanan dengan memasukkan teknologi perikana kepada
masyarakat kepada daerah tersebut yang tidak merusak lingkungan.
Disamping itu juga perlu dikembangkan suatu sekolah tentang perikanan
sehingga bisa terjun langsung kelapangan.
Analisis
ini dilakukan dengan menggunakan data – data primer dan sedikit
sekali ditunjang dengan data – data sekunder.
Suvey yang dilakukan masih bersifat survey primer. Untuk itu
kitas doakan supaya kabupaten Selinsing bisa tercipta sesuai dengan
yang kita inginkan.
*
Novrizal, Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi),
Unisba, Bandung.
Asrama
Singkep, 26 juni 2001
Bandung
|